Pengaruh Covid-19 melanda dunia saat ini berdampak pada semua aspek kehidupan manusia termasuk aspek pendidikan. Semua sekolah di indonesia bahkan di seluruh dunia terkerna imbasnya. Oleh sebab itulah banyak sekolah-sekolah yang mau tidak mau harus mengikuti pembelajaran jarak jauh.

Kasus penyebaran Covid-19 yang terus menerus meluas, menyebabkan pemerintah mengambil cara menghadapi masalah ini dengan menjalankan PPKM level 4 di setiap provinsi di indonesia. Khususnya di kabupaten Sikka. PPKM level 4 bukanlah lockdown melainkan pembatasan di berbagai sektor. PPKM level 4 mengatur pelaksanaan kegiatan ekonomi, jam produktif kegiatan ekonomi, sekolah, perkantoran, dan mengatur mobilisasi masyarakat.

Dampak PPKM level 4 ini, di lingkungan pendidikan adalah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, perguruan tinggi akademi, sekolah dan tempat pendidikan atau pelatihan dilaksanakan secara daring atau online. Begitu pula yang di rasakan siswa siswi SMAS Katolik St. John Paul II Maumere.

Salah satu contoh nyata yang langsung di rasakan peserta didik SMAS Katolik St. John Paul II Maumere adalah dalam proses belajar mengajar. Peserta didik terpaksa harus mengikuti pembelajaran daring dari rumah, menggunakan aplikasi Microsoft Teams, mengaktifkan kamera, memakai seragam lengkap, dan mendengarkan materi yang di sampaikan bapak ibu guru.

Pembelajaran daring ini, layaknya pembelajaran normal pada umumnya namun, semua aktifitas belajar mengajar maupun pemberian tugas tetap di laksanakan di dalam rumah. Bapak ibu guru memberikan tugas yang telah dikirim di aplikasi, dan peserta didik diwajibkan untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Ketika sampai pada saat tatap muka di sekolah tugas yang kami kerjakan di rumah akan dicek satu per satu oleh bapak ibu guru.

Tidak hanya itu, walaupun hanya berada di dalam rumah, peserta didik diwajibkan mengikuti protokol kesehatan, mencuci tangan memakai masker, dan tidak lupa juga untuk menjaga jarak. Himbauan ini langsung di sampaikan oleh Rd. Fidelis Dua, M. Th. selaku Kepala Sekolah SMAS Katolik St. John Paul II Maumere.

Kewajiban menjalankan protokol kesehatan ini, sudah kami jalankan dari tahun kemarin, jadi peserta didikpun sudah terbiasa menjalankannya. Penerapan protokol kesehatan ini tidak hanya untuk memutus mata rantai Covid-19, tetapi juga menjadi manfaat tersendiri bagi setiap orang yang menjalankanya.

Meskipun begitu, pembelajaran dari rumah ini dinilai kurang efektif dalam proses belajar mengajar. Namun, di sisi lain, banyak juga yang berpendapat bahwa proses belajar mengajar daring ini cukup efektif karena peserta didik langsung mendapat perhatian dari kedua orang tua. Orang tua tak perlu cemas akan masalah yang dihadapi anaknya.

Peran dan dampingan dari orang tua dan guru juga sangat penting dalam pembelajaran ini. Orang tua berperan sebagai pendamping untuk mengikuti pembelajaran selama masa Covid-19 ini, sedangkan peran guru mendampingi anak dalam proses belajar daring di rumah. Dampingan guru dan orang tua sangat dibutuhkan dalam setiap pembelajaran yang dilakukan baik daring maupun luring.

Dampak positif dari pemberlakuan PPKM level 4 ini adalah, selain peserta didik memiliki banyak waktu bersama keluarga, metode belajar juga lebih variatif. Ketimbang anak hanya berada di dalam kelas, kini mereka lebih fleksibel belajar dari rumah. Peserta didik peka dan beradaptasi dengan perubahan. Mau atau tidak, anak pasti harus mengeksplorasi teknologi. Sebagian anak merasa nyaman belajar dari rumah karena tak ada yang mengganggu.

Sementara itu dampak negatif dari pemberlakuan PPKM level 4 yaitu, kebersamaan antara guru dan siswa cenderung menurun. Bagi siswa siswi yang tinggal di daerah yang tidak ada sinyal, mereka harus berusaha mencari titik titik sinyal sehingga mereka bisa mengikuti pembelajaran online. Ada pembebanan pulsa data bagi anak yang orang tua yang kurang mampu. Dari uraian tersebut di atas maka bisa ditarik kesimpulan pribadi; saya sangat setuju dengan pembelajaran secara online karena kami dipacu untuk mencari berbagai informasi pembelajaran melalui media online. Sedangkan kebersamaan antara guru dan siswa secara langsung melalui tatap muka bersama sangat dibutuhkan oleh kami sebagai siswa.

Dampak lain dari pemberlakukan PPKM level 4 yang dirasakan peserta didik selain mengikuti pembelajaran daring adalah mulai dari kebosanan di dalam rumah, jenuh dengan begitu banyaknya video conference, kondisi belajar yang tidak dinamis, kesepian, dan bahkan siswa mengalami depresi karena tidak bertemu dengan teman-teman dan gurunya.

Meskipun penerapan PPKM level 4 di berbagai sekolah sudah dilaksanakan tetapi masih banyak masyarakat yang kurang peduli akan masalah ini. Mereka tidak mematuhi protokol kesehatan. Salah satu cara menanggapi masalah ini sebagai seorang pelajar adalah dengan memberikan sosialisasi atau pengarahan kepada masyarakat yang kurang paham. Sehingga pemberlakuan PPKM level 4 ini dapat berjalan efektif.

Kami sebagai Pelajar di SMAS Katolik St. John Paul II Maumere mengharapkan agar pandemi ini cepat berlalu, sehingga semua proses pembelajaran dapat berjalan normal seperti biasanya. Kami juga mengharapkan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan yang sudah dibuat. Jangan lalai, jangan abai, dan tetap jaga kesehatan.

Oleh Michaela Theodora (XII IPS 3)